Mengingat Sejarah Candi Borobudur, Warisan Dunia di Jateng

Mengingat Sejarah Candi Borobudur, Warisan Dunia di Jateng

Travel

easylifehub.id – Hmm, siapa yang tidak tau sejarah Candi Borobudur? Situs warisan dunia yang megah ini sudah menjadi ikon Indonesia sejak lama. Seperti yang kita ketahui, Candi Borobudur adalah peninggalan terbesar dari Dinasti Sailendra, yang memerintah pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi. Tetapi ada begitu banyak cerita menarik di balik sejarah candi yang megah ini. Jadi, mari kita mengingat sejarah Candi Borobudur dengan cara yang lebih kreatif!

Dulu kala, pada masa kejayaan Dinasti Sailendra, mereka memutuskan untuk membangun peninggalan Budha yang akan menjadi mercusuar spiritual bagi umat Buddha di seluruh dunia. Tujuan mereka adalah menciptakan tempat pemujaan dan ziarah yang dapat membantu manusia menjauhkan diri dari nafsu dunia dan mencapai pencerahan serta kebijaksanaan sesuai ajaran Budha. Inilah mengapa Candi Borobudur memiliki makna yang begitu dalam bagi umat Buddha hingga hari ini.

Sejarah Candi Borobudur

Namun, setelah Dinasti Sailendra runtuh, Candi Borobudur terlupakan dan tertutup dengan tanah selama berabad-abad. Tidak ada yang tahu tentang keberadaannya, sampai pada tahun 1814 ketika Pasukan Inggris di bawah pimpinan Sir Thomas Stamford Raffles menemukannya kembali.

Mereka terkejut melihat kejayaan yang tersembunyi di balik timbunan tanah itu. Inilah awal dari usaha restorasi yang panjang untuk mengembalikan megahnya Candi Borobudur.

Proses pembersihan dan restorasi area candi berlangsung selama bertahun-tahun, dan akhirnya pada tahun 1835, Candi Borobudur berhasil dibersihkan sepenuhnya. Namun, proses tersebut tidak berhenti di situ. Untuk melindungi Candi Borobudur dari kerusakan lebih lanjut, pemerintah Indonesia mendirikan Taman Arkeologi Borobudur dan Museum Candi Borobudur. Di museum tersebut, Anda dapat menemukan koleksi foto seluruh 160 relief yang dulunya merupakan bagian dari candi tersebut.

Sementara itu, mari kita melihat struktur bangunan yang mengagumkan ini! Candi Borobudur dibangun dengan gaya Mandala, yang mencerminkan alam semesta dalam kepercayaan Buddha. Bentuknya menyerupai kotak dengan empat pintu masuk dan titik pusat berbentuk lingkaran. Jika dilihat dari luar, candi ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu alam dunia dan alam Nirwana.

Kamadhatu

Mengingat Sejarah Candi Borobudur, Warisan Dunia di Jateng

Pada zona pertama, yang disebut Kamadhatu, kita dapat melihat alam dunia yang sedang dialami oleh manusia sekarang. Kamadhatu ini terdiri dari 160 relief yang menjelaskan tentang hukum sebab akibat, yang dikenal sebagai Karmawibhangga Sutra. Relief ini menggambarkan berbagai sifat dan nafsu manusia, seperti kejahatan, pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan, dan fitnah.

Pada era modern ini, tudung penutup pada bagian dasar telah dibuka secara permanen sehingga pengunjung dapat melihat relief yang tersembunyi di bagian bawah. Jika Anda ingin mengenal lebih jauh tentang Kamadhatu, Anda dapat mengunjungi Museum Candi Borobudur, di mana koleksi foto seluruh 160 relief tersebut dipajang.

Rupadhatu

Mengingat Sejarah Candi Borobudur, Warisan Dunia di Jateng

Pindah ke zona kedua, yang disebut Rupadhatu, kita akan menemukan alam peralihan di mana manusia telah dibebaskan dari urusan dunia. Di Rupadhatu ini, terdapat galeri dengan relief batu dan patung Buddha. Dengarkan ini, ada total 328 patung Buddha!

Semua patung ini memiliki hiasan relief yang indah pada tubuhnya. Menurut manuskrip Sansekerta, terdapat 1300 relief yang menggambarkan cerita-cerita Buddha, seperti Gandhawyuha, Lalitawistara, Jataka, dan Awadana. Total panjangnya mencapai 2,5 kilometer dengan 1212 panel. Tidak hanya menjadi tempat pemujaan, Rupadhatu juga memiliki sentuhan seni yang begitu halus dan memukau. Dalam setiap ukirannya, terdapat cerita dan makna yang luar biasa.

Arupadhatu

Mengingat Sejarah Candi Borobudur, Warisan Dunia di Jateng

Dan akhirnya, kita sampai pada zona yang paling tinggi, yaitu Arupadhatu. Arupadhatu merupakan alam tertinggi, yang seringkali dianggap sebagai rumah Tuhan. Di zona ini, terdapat tiga serambi berbentuk lingkaran yang mengarah ke stupa pusat atau kubah.

Stupa ini melambangkan kebangkitan dari dunia. Berbeda dengan zona sebelumnya, Arupadhatu tidak memiliki ornamen dan hiasan. Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan kemurnian tertinggi. Serambi di zona ini terdiri dari stupa-stupa berbentuk lingkaran yang berlubang, lonceng terbalik, dan patung Buddha yang menghadap ke bagian luar candi.

Secara keseluruhan, terdapat 72 stupa di Arupadhatu. Stupa terbesar terletak di tengah-tengah dan memiliki tinggi 42 meter di atas tanah dengan diameter 9,9 meter. Sedangkan stupa yang mengelilinginya memiliki tinggi yang lebih rendah. Yang menarik, stupa pusat ini sebenarnya kosong di dalamnya.

Ada perdebatan di kalangan para ahli apakah stupa tersebut memang kosong atau mungkin terdapat isi di dalamnya yang belum ditemukan. Ini merupakan misteri menarik yang masih menjadi perbincangan hingga kini.

Relief Candi Borobudur

Dan jangan lupakan tentang relief! Candi Borobudur memiliki total 504 patung Buddha dengan sikap meditasi dan enam posisi tangan yang berbeda. Mengelilingi candi ini, terdapat koridor yang menjadi jalur wisata untuk para pengunjung.

Selama proses restorasi pada awal abad ke-20, ditemukan dua candi yang lebih kecil di dekat Borobudur, yaitu Candi Pawon dan Candi Mendut. Dua candi ini sejajar dengan Candi Borobudur dan diyakini memiliki hubungan keagamaan. Namun, hingga saat ini, proses ritual yang dilakukan di antara ketiga candi ini masih belum diketahui dengan pasti.

Bicara tentang ritual, kita tidak bisa melewatkan Festival Hari Waisak yang diadakan setiap tahun di Candi Borobudur. Festival ini dilaksanakan saat bulan purnama pada bulan April atau Mei, sebagai perayaan kelahiran, kematian, dan pencerahan yang diberikan oleh Buddha Gautama.

Rute untuk festival ini biasanya melibatkan ketiga candi, yaitu Borobudur, Pawon, dan Mendut. Ini adalah momen yang sangat spesial bagi umat Buddha, dan selalu menarik perhatian wisatawan dari seluruh dunia.

Jadi, itulah sejarah Candi Borobudur yang menakjubkan, dari kejayaannya pada masa Dinasti Sailendra hingga penemuan dan restorasinya di masa modern. Candi Borobudur bukan hanya monumen sejarah yang megah, tetapi juga menyimpan begitu banyak nilai spiritual dan keagamaan. Bagi siapa saja yang mengunjunginya, Candi Borobudur adalah tempat yang memberikan pengalaman yang tak terlupakan dan membangkitkan kekaguman terhadap kebesaran manusia dalam menciptakan keindahan.

Bagikan

1 thought on “Mengingat Sejarah Candi Borobudur, Warisan Dunia di Jateng

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *