easylifehub.id – Calon Pengantin Tuntut Pengelola Bromo. Pada Rabu (6/9) lalu, Gunung Bromo menjadi saksi tragedi kebakaran yang terjadi di area Bukit Teletubbies Bromo Tengger Semeru. Kebakaran ini ternyata tidak disengaja oleh calon pengantin yang sedang melakukan pemotretan menggunakan flare.
Api yang berasal dari flare tersebut merembet dan menghanguskan area seluas 274 hektar di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Akibat kejadian ini, wisata Gunung Bromo terpaksa ditutup sejak Kamis (7/9).
Menurut kesaksian beberapa saksi, calon pengantin dan kru wedding organizer yang sedang melakukan pemotretan di Gunung Bromo nampak tidak panik ketika kebakaran mulai terlihat di belakang mereka.
Beberapa upaya telah dilakukan untuk memadamkan kebakaran di Gunung Bromo, termasuk dengan menggunakan water bombing yang menghabiskan biaya hingga miliaran rupiah. Namun, upaya tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan.
Pada Jumat (15/9), calon pengantin dan kru wedding organizer yang datang didampingi oleh pengacara mereka, meminta maaf secara terbuka di hadapan Tokoh Tengger dan Kepala Desa Sukapura. Dalam video yang diunggah melalui akun Instagram @mountnesia pada tanggal tersebut, Hendra Purnama, calon pengantin pria, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Tengger atas kebakaran yang tidak disengaja tersebut.
Permohonan maaf juga ditujukan kepada Andrie Wibowo, manajer wedding organizer, yang saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polres Probolinggo.
“Terlepas dari segala kesalahan yang telah terjadi, kita memberikan maaf kepada mereka. Namun, tetaplah bertanggung jawab atas perbuatanmu dan kepada Gunung Bromo, meskipun tidak ada niat jahat,” tutur Sunaryono, Kepala Desa Ngadisari.
Calon Pengantin Tuntut Pengelola Bromo
Dalam pertemuan tersebut, calon pengantin dan saksi lain juga berencana melaporkan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru karena dugaan kelalaian petugas dalam memberikan informasi mengenai larangan tertentu saat berada di kawasan tersebut.
“Kesalahan bukanlah sepenuhnya pada klien kami, melainkan ada kekurangan pada petugas TNBTS. Seharusnya dalam pengelolaan wisata, ada pengawalan atau imbauan kepada pengunjung,” ujar Mustadji, pengacara tersangka dan saksi pembakar Kawasan Gunung Bromo.
“Pengunjung tidak boleh dibiarkan begitu saja setelah membayar tiket, tapi harus ada pengawalan dan pemeriksaan terhadap barang bawaan pengunjung. Apakah barang tersebut dapat memicu kebakaran atau tidak, harus diperhatikan dengan melihat kondisi, terutama saat musim kemarau seperti ini,” lanjutnya.
“Petugas harus bertanggung jawab, jangan hanya menerima uang tiket saja. Bagaimana dengan keamanannya? Kami juga akan mengambil langkah hukum karena ada kesalahan pada pihak TNBTS,” tambah Mustadji. Jadi Pihak Pengantin akan Tuntut Pengelola Bromo
Kasus kebakaran di Gunung Bromo ini mengingatkan kita betapa pentingnya keselamatan dan tanggung jawab dalam melakukan kegiatan wisata. Setiap orang harus berhati-hati dan mematuhi aturan yang ada demi menjaga kelestarian dan keindahan alam kita.
Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak agar dapat menjaga keasrian dan keamanan kawasan wisata, serta menghormati alam sekitar. Terlebih, kita semua harus belajar untuk saling memaafkan, tetapi tetap bertanggung jawab atas perbuatan kita demi menjaga kebaikan bersama.
I was looking at some of your posts on this website and
I believe this web site is really instructive!
Retain putting up.Leadership
Thanks