easylifehub.id – Virus Nipah (NiV) pertama kali ditemukan pada tahun 1999 setelah terjadi wabah penyakit yang menyerang babi dan manusia di Malaysia dan Singapura. Wabah tersebut menyebabkan hampir 300 kasus pada manusia dan lebih dari 100 kematian.
Selain itu, wabah ini juga berdampak besar pada sektor ekonomi karena lebih dari 1 juta ekor babi harus dibunuh untuk mengendalikan penyebaran virus ini. Meskipun tidak ada wabah NiV lain yang terjadi di Malaysia dan Singapura sejak tahun 1999, wabah ini terus tercatat hampir setiap tahun di beberapa wilayah Asia, terutama di Bangladesh dan India.
Apa Itu Virus Nipah?
Virus Nipah ini terbukti mampu menyebar dari manusia ke manusia, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang potensi NiV dalam menyebabkan pandemi global. Hal ini dikutip dari laman CDC.gov pada Senin (18/9/2023). NiV sendiri termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae, genus Henipavirus. Virus ini merupakan jenis zoonosis, artinya virus ini awalnya menyebar antara hewan dan manusia. Hewan inang reservoir bagi NiV adalah kelelawar buah yang juga dikenal dengan nama Flying Fox.
Karena NiV memiliki hubungan genetik dengan virus Hendra, salah satu jenis henipavirus yang juga diketahui dibawa oleh kelelawar, maka spesies kelelawar menjadi fokus penelitian dan kemudian diidentifikasi sebagai reservoir bagi virus ini. Kelelawar yang terinfeksi dapat menularkan penyakit ini kepada manusia atau hewan lainnya, seperti babi.
Manusia bisa terinfeksi jika mereka melakukan kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi atau cairan tubuhnya seperti air liur atau urin. Penyebaran awal dari hewan ke manusia ini dikenal sebagai peristiwa limpahan. Setelah virus ini menyebar ke manusia, penularan NiV dari orang ke orang juga dapat terjadi.
Gejala infeksi NiV dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dengan tingkat kematian mencapai 40% – 70% pada kasus wabah yang terdokumentasi antara tahun 1998 hingga 2018.
Cara Virus Nipah Menyebar:
1. Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar atau babi, atau cairan tubuhnya seperti darah, urin, atau air liur.
2. Mengonsumsi produk makanan yang telah terkontaminasi oleh cairan tubuh hewan yang terinfeksi, misalnya getah kurma atau buah yang terkontaminasi oleh kelelawar yang terinfeksi.
3. Kontak dekat dengan orang yang terinfeksi NiV atau cairan tubuhnya, termasuk tetesan hidung atau saluran pernapasan, urin, atau darah.
Pada wabah NiV pertama yang terjadi, manusia kemungkinan tertular melalui kontak dekat dengan babi yang terinfeksi. Strain NiV yang diidentifikasi dalam wabah tersebut awalnya diduga ditularkan dari kelelawar ke babi, kemudian menyebar ke populasi babi. Orang-orang yang bekerja dekat dengan babi yang terinfeksi kemudian mulai jatuh sakit.
Namun, tidak ada laporan penularan dari orang ke orang pada wabah tersebut. Meskipun demikian, penyebaran NiV dari orang ke orang secara rutin dilaporkan di Bangladesh dan India. Penularan ini paling sering terjadi pada keluarga dan petugas perawat yang merawat pasien yang terinfeksi, terutama di lingkungan layanan kesehatan.
Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui paparan produk makanan yang telah terkontaminasi oleh hewan yang terinfeksi, termasuk konsumsi getah kurma mentah atau buah yang telah terkontaminasi oleh air liur atau urin kelelawar yang terinfeksi. Beberapa kasus infeksi NiV juga dilaporkan terjadi pada orang yang memanjat pohon tempat kelelawar sering bertengger.
Cara Mencegah Virus NiV
Untuk mencegah penyebaran virus Nipah ini, penting bagi masyarakat dan petugas kesehatan untuk melakukan tindakan pencegahan, seperti membatasi kontak dengan hewan yang dapat membawa virus ini, menghindari konsumsi produk makanan yang diduga terkontaminasi, dan memastikan praktik kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur.
Jadi, apa itu virus Nipah? penting juga untuk meningkatkan kesadaran mengenai virus Nipah ini dan melaksanakan upaya pemantauan secara aktif di wilayah-wilayah yang berisiko tinggi, sehingga dapat mengidentifikasi kasus infeksi dengan cepat dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengendalikan penyebaran virus ini.
Dalam menghadapi ancaman virus Nipah dan virus-virus lainnya, perlu adanya kerjasama antarnegara dan upaya kolaboratif dalam penelitian, penanggulangan, dan pencegahan penyakit. Kesiapan dan kewaspadaan menjadi kunci dalam menghadapi potensi pandemi global yang bisa disebabkan oleh virus Nipah ini.