easylifehub.id – Manajer organizer pernikahan (WO) bernama AW (41 tahun) telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengantin foto prewedding yang pakai flare dan menyebabkan kebakaran di Gunung Bromo. Sementara itu, kedua calon pengantin masih berstatus sebagai saksi dan saat ini diharuskan untuk melaporkan diri. Menurut detikJatim, pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian (TKP) di lokasi kejadian, yaitu Bukit Teletubbies Gunung Bromo, pada Jumat (8/9).
Hasilnya, kebakaran diduga terjadi akibat percikan flare yang digunakan saat sesi foto prewedding dilakukan. Polisi telah berhasil mengamankan enam orang terkait kasus pengantin prewedding pakai flare, termasuk kedua calon pengantin. Namun, dari enam orang tersebut, hanya manajer WO yang ditetapkan sebagai tersangka, sedangkan lima orang lainnya dipulangkan namun tetap dikenakan kewajiban untuk melaporkan diri. Kapolres Probolinggo, AKBP. Wisnu Wardana, mengatakan, “Untuk saat ini, lima orang yang sebelumnya berstatus sebagai saksi telah dipulangkan dan diharuskan melaporkan diri.”
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih terus menyelidiki kasus kebakaran di Gunung Bromo tersebut. Satuan Reserse Kriminal Polres Probolinggo akan memeriksa saksi-saksi lain dalam kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ini.
Wisnu menjelaskan, “Satuan Reserse Kriminal akan memeriksa saksi-saksi lainnya, termasuk pegawai dari TNBTS, serta sopir jip atau hardtop yang mengantar Wedding Organizer tersebut. Selain itu, kami telah melakukan koordinasi dengan para ahli pidana dan jaksa.”
Nasib Pengantin Prewedding Pakai Flare
Diketahui, penetapan tersangka pengantin prewedding pakai flare ini merupakan akibat dari kebakaran yang melanda Bukit Teletubbies Bromo. Rombongan tersebut sengaja menyalakan flare saat melakukan sesi foto prewedding yang diduga menjadi penyebab terjadinya kebakaran. Lima orang lainnya masih berstatus sebagai saksi, termasuk pasangan pengantin bernama HP (39 tahun), seorang pria asal Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya dan PMP (26 tahun), seorang wanita asal Kelurahan Lrorok Pakjo, Kecamatan Ilir Barat 1, Kota Palembang.
Seorang warga bernama Sismiko, yang juga merupakan seorang relawan Tengger dan menjadi saksi kejadian, mengungkapkan bagaimana peristiwa kebakaran tersebut terjadi. Menurutnya, kejadian itu terjadi pada sore hari sekitar pukul 17.00 WIB. Sismiko menjelaskan bahwa para pengunjung yang sedang melakukan sesi foto prewedding dengan sengaja menyalakan flare untuk keperluan foto. Akibatnya, percikan api dari flare tersebut mengenai rumput kering di sekitarnya. “Mereka menyalakan flare, dan secara tidak sengaja percikan api tersebut mengenai rumput. Banyak video yang beredar, dan yang saya lihat adalah mereka tidak bereaksi untuk memadamkan api saat api tersebut masih kecil. Mereka membiarkannya begitu,” jelas Sismiko kepada wartawan pada Kamis (7/9).
Dampak Kebakaran
Akibat kejadian ini, ratusan petugas gabungan dari TNBTS, TNI, Polri, BPDP Probolinggo, relawan, dan warga setempat telah bekerja sama untuk memadamkan api. Sismiko mengungkapkan kekecewaannya, “Saya sangat menyayangkan hal ini. Karena ini merupakan salah satu sektor ekonomi masyarakat Tengger, terutama bagi para pelaku usaha pariwisata di sini. Jika hal seperti ini terjadi, tentu akan langsung berdampak pada pendapatan ekonomi yang sebelumnya mulai meningkat dengan datangnya wisatawan namun akhirnya kembali menurun,” ungkapnya.
Kasus kebakaran Gunung Bromo ini masih terus diperiksa oleh pihak kepolisian. Para saksi lainnya akan dimintai keterangan oleh Satuan Reserse Kriminal Polres Probolinggo mengenai kasus kebakaran hutan dan lahan di wilayah TNBTS ini. Kerja sama dengan para ahli pidana dan jaksa juga telah dilakukan untuk mengungkap kebenaran dalam kasus ini. Harapannya, kasus ini dapat terselesaikan dengan baik dan para pelaku dapat bertanggung jawab atas perbuatannya yang telah merugikan masyarakat dan alam Gunung Bromo.
2 thoughts on “Ini Nasib Pengantin Prewedding Pakai Flare yang Bikin Kebakaran”